Sindrom Metabolik (SM) merupakan  pengelompokan dari obesitas abdominal, hipertrigliseridemia, kadar High-Density Lipoprotein (HDL) kolesterol yang rendah, peningkatan tekanan darah dan kadar glukosa  puasa yang tinggi, dimana semua faktor tersebut merupakan faktor risiko dari diabetes dan  penyakit kardiovaskular yang pada akhirnya akan meningkatkan risiko kematian.  

Kadar gula darah yang tinggi dan tak terkendali (pada kasus diabetes), dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius pada organ-organ dalam tubuh. Salah satunya adalah ginjal. Kerusakan ginjal akibat gula darah tinggi ini dalam medis disebut nefropati diabetik. Penyakit ini adalah gangguan ginjal progresif yang umum terjadi pada pengidap diabetes. 

Jika tidak ditangani dengan tepat, nefropati diabetik bisa menyebabkan kerusakan ginjal parah yang pada akhirnya meningkatkan risiko kematian. 

ORGAN GINJAL ADALAH? 

Sistem kemih terdiri dari organ pembentuk urine, ginjal, dan struktur-struktur yang membawa urine dari ginjal keluar untuk dieleminasi dari tubuh. Ginjal adalah sepasang organ berbentuk berbentuk kacang dengan Panjang 4-5 inci yang terletak di belakang rongga abdomen (diantara rongga perut dan otot punggung), satu dimasing-masing sisi kolumna vertebralis sedikit di atas garis pinggang. Setiap ginjal mendapat satu arteri renalis dan satu vena renalis yang masing-masing masuk dan keluar ginjal di indentasi ginjal yang menyebabkan organ ini berbentuk seperti kacang.

MEKANISME SINDROM METABOLIK MENYEBABKAN KELAINAN PADA GINJAL 

Mekanisme sindrom metabolik menyebabkan kelainan pada ginjal sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti. Sedora, et al memperkirakan peranan faktor inflamasi pada patogenesis sindrom metabolik terutama resistensi insulin. Resistensi insulin dan hiperinsulinemia berhubungan dengan peningkatan resiko penyakit ginjal kronik pada NHNES III. Pada tingkat molekular, stress pada Retikulum Endoplasmik (RE) menghubungkan terjadinya inflamasi pada resistensi insulin. 

Resistensi insulin adalah organel intraseluler yang mensintesa dan memproses pengeluaran protein transmembran. Karena adanya stress, terjadi pengumpulan protein pada lumen RE dan mengaktifkan signal respon protein yang menyimpang. Setiap komponen meningkatkan resiko kerusakan ginjal. Seperti HDL-kolesterol dan hipertrigliseridemia   meningkatkan sitokin inflamasi (leptin, interleukin 6, Tumor Necrosing Factor, adiponektin) dan terdapat faktor overaktivitas simpatik, peningkatan sistem renin-angiotensin, pergantian komponen parenkim ginjal dengan jaringan lemak.

Sumber

PENYEBAB AWAL TERJADINYA KERUSAKAN GINJAL  

Penyakit diabetes mellitus pada prinsipnya memengaruhi kondisi pembuluh darah arteri pada tubuh, termasuk pembuluh darah pada ginjal yang bekerja menyaring darah dari banyak arteri. Kadar gula yang tinggi pada pembuluh darah bisa merusak pembuluh darah kecil seperti ginjal. Itu sebabnya masalah ginjal menjadi momok bagi penyandang DM.

Secara statistik juga terlihat adanya hubungan antara masalah ginjal pada diabetes dengan munculnya masalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Para penyandang diabetes dan tekanan darah tinggi juga berisiko lebih cepat mengalami nefropati diabetik. Bahkan bisa terjadi pada tahap yang lebih parah. 

KADAR GULA YANG TINGGI DAPAT MENYEBABKAN KERUSAKAN PADA GINJAL?

Kadar gula darah yang tinggi dan tak terkendali (pada kasus diabetes), dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius pada organ-organ dalam tubuh. Salah satunya adalah ginjal. Kerusakan ginjal akibat gula darah tinggi ini dalam medis disebut nefropati diabetik yang didefinisikan sebagai sindrom nefrotik.

Penyakit ini adalah gangguan ginjal progresif, yang umum terjadi pada pengidap diabetes. Jika tak ditangani dengan tepat, nefropati diabetik bisa menyebabkan kerusakan ginjal parah yang pada akhirnya meningkatkan risiko kematian.

Setiap ginjal memiliki sekitar 1 juta nefron, yaitu struktur kecil yang menyaring sisa kotoran dari darah. Diabetes dapat menyebabkan nefron menebal dan menimbulkan bekas luka. Akibatnya, kemampuan nefron untuk menyaring sisa kotoran dan mengeluarkan cairan dari tubuh pun menurun. Hal ini mengakibatkan bocornya sejenis protein bernama albumin dalam urine dan mengakibatkan albuminuria yang merupakan salah satu gejala dari neuropati diabetik.

GEJALA YANG DIRASAKAN PENDERITA

Pada awalnya, nefropati diabetik jarang memunculkan gejala berarti. Biasanya gejala baru muncul ketika kondisi sudah berada pada tahap cukup parah.

Berikut gejala yang akan muncul sekitar tahap keempat:

  1. Pembengkakan pada pergelangan kaki, kaki, kaki bagian bawah atau tangan yang disebabkan oleh retensi air
  2. Urine berwarna lebih gelap disebabkan oleh darah dalam urine
  3. Mudah merasa sesak napas, contohnya saat menaiki tangga
  4. Kelelahan akibat kekurangan oksigen dalam darah
  5. Mual atau muntah

PENGOBATAN

Pengobatan nefropati diabetik bergantung pada banyak faktor, seperti:

  1. Usia, riwayat penyakit dan kondisi umum tubuh
  2. Tahap penyakit
  3. Toleransi terhadap obat-obatan, prosedur atau terapi
  4. Menjaga kadar gula darah dalam kondisi terkendali merupakan tujuan pertama dari pengobatan diabetes dan komplikasinya

Kondisi nefropati diabetik juga dapat mengalami perbaikan bila terdiagnosis secara dini, diiringi dengan langkah:

  1. Mengonsumsi makanan sehat dengan membatasi jumlah protein dan garam akan bermanfaat menjaga kondisi ginjal
  2. Berolahraga teratur
  3. Menghindari alkohol dan rokok
  4. Memeriksa kadar glukosa darah secara teratur

Post a Comment

Previous Post Next Post