Demam berdarah adalah penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus yang merupakan pembawa virus dengue. Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2020, terdapat 95.893 kasus demam berdarah di seluruh Indonesia. Demam berdarah terbagi menjadi 3 kategori yaitu demam dengue (Dengue Fever/ DF), demam berdarah dengue (Dengue Hemoragic Fever/ DHF), dan Dengue Syok Syndrome/ DSS. Demam berdarah memiliki gejala demam yang khas yaitu "fase demam pelana kuda" yang mempunyai pola waktu demam naik-turun, dan demam berdarah juga dapat dikatakan break-bone karena gejala penyakitnya biasa menimbulkan nyeri sendi dan nyeri otot. Masa inkubasi demam berdarah adalah selama 4-7 hari atau paling lambat 12 hari, demam berdarah yang bersifat ringan akan menyebabkan demam, sakit kepala, hilang nafsu makan, mual, dan muntah, namun penyakit ini dapat berkembang menjadi demam berdarah dengue dengan tingkat keparahan yang lebih serius. Beberapa kondisi khas pada penderita demam berdarah yaitu munculnya ruam kemerahan, nyeri di bagian belakang mata, nyeri otot, dan pembengkakan pada kelenjar getah bening.
Tanda dan Gejala
- Demam selama 4-14 hari
- Sakit kepala
- Nyeri otot, tulang, dan sendi
- Nyeri tekan perut
- Mual dan Muntah
- Sakit di belakang mata
- Pembengkakan kelenjar betah bening
- Ruam kemerahan kulit
Fase Demam Berdarah
1. Fase Demam
Demam yang akan terjadi pada suhu tubuh 39-41 derajat celcius, demam berlangsung selama lebih kurang 3-4 hari dan tidak akan reda apabila seseorang telah mengkonsumsi obat antipiretik atau obat penurun panas. Fase ini dapat dikurangi risiko buruknya dengan mengkonsumsi banyak air putih untuk menurunkan suhu tubuh dan mencegahnya dehidrasi.
2. Fase Kritis
Setelah melewati fase demam, akan muncul fase kritis yang berlangsung selama 2 hari, fase ini ditandai dengan demam yang mereda. Harus diketahui bahwa turunnya suhu tubuh tidak berkaitan dengan penyembuhan, sebaliknya kondisi tersebut harus diwaspadai. Fase kritis merupakan fase di mana pembuluh darah mengalami kebocoran dengan efek munculnya tanda perdarahan pada kulit dan organ lainnya, seperti ruam kemerahan kulit (petekie), mimisan, perdarahan gusi (gingivitis), perdarahan saluran cerna (hematochezia) kondisi tersebut yang menyebabkan demam menurun. Pada fase ini harus dalam pemantauan ketat karena fase ini tidak lebih dari 24-48 jam, apabila telat mengantisipasi maka komplikasi yang dapat terjadi adalah perdarahan hebat dan terjadi syok.
3. Fase Penyembuhan
Fase penyembuhan ditandai dengan suhu tubuh yang mulai normal, denyut nadi yang menguat, nafsu makan yang meningkat, perdarahan berhenti, dan berkurangnya bintik atau ruam merah pada kulit (ruam konvalesen)
Diagnosis Demam Berdarah
1. Anamnesis terhadap pasien atau keluarga pasien terhadap keluhannya apakah mengarah terhadap pada tanda dan gejala demam berdarah
2. Pemeriksaan fisik, yaitu untuk melihat apakah terdapat ruam, pembesaran kelenjar getah bening, dan pembesaran organ hati. Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan tourniquet test dengan alat ukut tekanan darah untuk melihat seberapa rapuh pembuluh darah dan terjadi perdarahan.
3. Pemeriksaan Penunjang
- Hitung darah lengkap pada hari 1-3 untuk mengetahui kadar leukosit, trombosit, kadar hematokrit dalam darah
- Pemeriksaan antigen NS1 di hari 0-7 sejak gejala muncul untuk mendeteksi keberadaan virus dengue
- Pemeriksaan serologi igG dan igM yang dilakukan 4-5 hari setelah gejala muncul untuk mendeteksi antibodi terhadap virus dengue
- Pemeriksaan fungsi hati seperti pemeriksaan Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) untuk melihat apakah terdapat infeksi virus dengue