Hipertensi adalah terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau tekanan diastolik 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya

Hipertensi dipengaruhi oleh faktor risiko ganda, baik yang bersifat endogen seperti usia, jenis kelamin dan genetik/keturunan, maupun yang bersifat eksogen seperti obesitas, konsumsi garam, rokok dan kopi.

Menurut American Heart Association (AHA) dalam Kemenkes (2018), hipertensi merupakan silent killer dimana gejalanya sangat bermacam-macam pada setiap individu dan hampir sama dengan penyakit lain. Gejala-gejala tersebut adalah sakit kepala atau rasa berat ditengkuk. Vertigo, jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging atau tinnitus dan mimisan.


PENYEBAB HIPERTENSI

1. Hipertensi Esensial (Primer) 

Merupakan hipertensi esensial atau hiperetnsi yang 90% belum diketahui penyebabnya secara pasti namun beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi esensial diantaranya : 

  1. Genetik Individu dengan keluarga hipertensi memiliki potensi lebih tinggi mendapatkan penyakit hipertensi. 
  2. Jenis kelamin dan usia Lelaki berusia 35-50 tahun dan wanita yang telah menopause berisiko tinggi mengalami penyakit hipertensi.

2. Hipertensi Sekunder 

Merupakan jenis hipertensi yang diketahui penyebabnya. Hipertensi sekunder disebabkan oleh beberapa penyakit, yaitu: 

  1. Coarctationaorta, yaitu penyempitan aorta congenital yang mungkin terjadi beberapa tingkat pada aorta toraksi atau aorta abdominal. Penyembitan pada aorta tersebut dapat menghambat aliran darah sehingga terjadi peningkatan tekanan darah diatas area kontriksi. 
  2. Penyakit Parenkim dan Vaskular Ginjal. Penyakit ini merupakan penyakit utama penyebab hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskuler berhubungan dengan penyempitan
  3. Penyakit kelenjar tiroid
  4. Tumor kelenjar adrenal
  5. Kelainan bawaan pada pembuluh darah
  6. Kecanduan alkohol
  7. Penyalahgunaan NAPZA
  8. Gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur (sleep apnea)
  9. Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat penurun panas, obat pereda nyeri, obat batuk pilek, atau pil KB


KLASIFIKASI HIPERTENSI


FAKTOR RESIKO HIPERTENSI

1. Faktor Yang Tidak Dapat Diubah

  1. Riwayat Keluarga; Seseorang yang memiliki keluarga seperti, ayah, ibu, kakak kandung/saudara kandung, kakek dan nenek dengan hipertensi lebih berisiko untuk terkena hipertensi. 
  2. Usia; Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada laki-laki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita meningkat pada usia lebih dari 55 tahun. 
  3. Jenis Kelamin; Dewasa ini hipertensi banyak ditemukan pada pria daripada wanita. 
  4. Ras/Etnik; Hipertensi menyerang segala ras dan etnik namun di luar negeri hipertensi banyak ditemukan pada ras Afrika Amerika daripada Kaukasia atau Amerika Hispanik

2. Faktor Yang Dapat Diubah  

  1. Merokok; Merupakan salah satu faktor penyebab hipertensi karena dalam rokok terdapat kandungan nikotin yang memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin atau adrenalin yang akan menyemptkan pembuluh darah dan memaksa jantung bekerja lebih berat karena tekanan darah yang lebih tinggi
  2. Kurang Aktifitas Fisik; Merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kronis dan secara keseluruhan diperkirakan dapat menyebabkan kematian secara global.
  3. Konsumsi Alkohol; Memiliki efek yang hampir sama dengan karbon monoksida, yaitu dapat meningkatkan keasaman darah. Darah menjadi lebih kental dan jantung dipaksa memompa
  4. Kebiasaan Minum Kopi
  5. Konsumsi Makanan Berlemak
  6. Konsumsi Makanan Dengan Kandungan Tinggi Garam


HIPERTENSI DAPAT MENINGKATKAN BEBAN KERJA JANTUNG

Tekanan darah tinggi atau dengan sebutan hipertensi dapat meningkatkan beban kerja jantung Dalam sistem sirkulasi ketika jantung berkontraksi guna untuk membuka paksa katup semilunar, ventrikel harus menghasilkan cukup tekanan untuk melebihi tekanan darah di arteri besar. Tekanan darah arteri disebut beban akhir karena merupakan beban kerja yang ditimpakan ke jantung setelah kontraksi dimulai. 

Jika tekanan darah arteri terus-menerus tinggi (tekanan darah tinggi) atau jika katup keluar menyempit, ventrikel harus menghasilkan tekanan lebih besar untuk dapat menyemprotkan darah. Sebagai contoh, bukaanya menghasilkan tekanan normal 120 mmHg, tekanan ventrikel harus meningkatkan hingga 400 mmHg untuk memaksa darah melewati katup aorta yang stenotik. 

Jantung mungkin mampu mengompensasi peningkatan menetap beban akhir dengan membesar (melalui hipertrofi atau pembesaran serat otot jantung). Hal ini memungkinkan jantung berkontraksi lebih kuat dan mempertahankan isi sekuncup tetap normal meskipun terdapat halangan ejeksi. Namun jantung yang sakit atau melemah karena usia mungkin tidak mampu melakukan kompensasi secara sempurna, dalam hal ini dapat mengakibatkan gagal jantung. 

Bahkan jika jantung pada awalnya mampu mengompensasi peningkatan kronik beban akhir, peningkatan terus-menerus beban kerja yang dikenakan pada jantung akhirnya dapat menyebabkan perubahan patologis di jantung yang menyebabkan gagal jantung.


GEJALA

  1. Sakit dan Nyeri kepala
  2. Pusing
  3. Lemas
  4. Kelelahan 
  5. Sesak Nafas 
  6. Gelisah 
  7. Mual 
  8. Muntah 
  9. Epistaksis 
  10. Kesadaran Menurun


KOMPLIKASI

Tekanan darah yang tinggi dapat merusak perlahan pada pembuluh darah dan organ lain dalam tubuh. Jika tidak diketahui dan diobati secara cepat maka tekanan darah tinggi dapat menimbulkan komplikasi penyakit serius, seperti:

  1. Hilangnya Penglihatan
  2. Sindrom Metabolik
  3. Penyakit Ginjal
  4. Penyakit Arteri Perifer
  5. Serangan Jantung
  6. Gagal Jantung
  7. Demensia Vaskular
  8. Aneurisma Otak
  9. Stroke

Post a Comment

Previous Post Next Post