Jam tidur yang lebih sedikit tidak hanya menyebabkan area sekitar mata menjadi hitam tapi juga berdampak buruk pada kesehatan tubuh. Sebuah studi menunjukkan orang yang tidur kurang dari enam jam beresiko 50% lebih besar terkena serangan jantung dan beresiko terkena stroke 15% persen lebih besar ketimbang orang yang cukup tidur. Kurangnya jam tidur dapat mengakibatkan terganggunya keseimbangan dua hormon penting, yakni leptin dan ghrelin yang berfungsi mengontrol selera makan.

Jam tidur yang singkat dapat membuat orang menjadi lebih suka makan dan beresiko mengalami obesitas, tekanan darah tinggi, dan juga penyakit jantung. Gaya hidup yang tidak sehat ini juga dapat menyebabkan diabetes. Walaupun demikian, belum tentu orang yang tidur lebih dari 9 jam aman dari serangan jantung. Penyakit jantung bisa menyebabkan penderitanya merasa lelah. Bahkan tidur selama 9 jam pun tidak dapat membuat tubuh penderita menjadi segar kembali. 

APA ITU HORMON GHRELIN

Ghrelin adalah hormon diproduksi dan disekresikan oleh kelenjar oxyntic yang tersebar di lambung. Selain lambung, didapati dalam jumlah sedikit di testis, plasenta, ginjal, hipofisis, usus halus, pankreas, limfosit, dan bagian otak lainnya. Julukan untuk hormon ghrelin yaitu "Aku Lapar". Ghrelin merupakan peptida neuroenterik pertama yang diketahui bertindak sebagai molekul pembawa sinyal lapar dari perifer.

APA ITU HORMON LEPTIN

Leptin adalah hormon yang diproduksi dan disekresikan oleh sel lemak. Tugasnya yaitu mengendalikan nafsu makan serta rasa lapar. Julukan untuk hormon leptin yaitu ''Sudah Kenyang'' Leptin memberi sinyal pada otak untuk memberi tahu anda ketika perut sudah merasa kenyang. Pada bagian otak bernama hipotalamus terdapat reseptor atau zat khusus yang menerima sinyal hormon leptin yang akan aktif jika kadar leptin di tubuh terlalu tinggi. 

Hormon leptin akan meningkat jika anda sudah kenyang dan kemudian akan memberikan sinyal ke reseptor. Reseptor khusus yang ada di hipotalamus akan menerima pesan bahwa perut kita sudah terisi penuh dan menurunkan rasa lapar serta nafsu makan. Jika hormon leptin terlalu rendah di dalam tubuh maka dapat menyebabkan seseorang menjadi  makan berlebihan.


RESISTEN LEPTIN ADALAH FAKTOR RESIKO OBESITAS

Seseorang yang mengalami obesitas memiliki banyak lemak tubuh di sel-sel lemaknya. Karena Hormon leptin diproduksi oleh sel-sel lemak maka jumlah leptin yang ada pada tubuh seseorang sebanding dengan jumlah lemak dalam tubuh. Sebab itu, orang yang gemuk (obesitas) juga memiliki tingkat leptin yang sangat tinggi. Seharusnya kadar leptin ini bisa menahan orang untuk tidak makan, karena otak kita tahu bahwa kita sudah memiliki banyak kalori yang tersimpan dalam tubuh namun yang menjadi masalah adalah sinyal leptin ini berfungsi. Beberapa mekanisme sel di balik terjadinya resistensi leptin, antara lain:
  • Peradangan di bagian otak hipotalamus kemungkinan merupakan penyebab resistensi leptin
  • Memiliki asam lemak bebas yang tinggi dalam aliran darah dapat meningkatkan metabolik lemak di otak dan mengganggu sinyal leptin
  • Memiliki kadar leptin tinggi
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER SEBAGAI PEMICU SERANGAN JANTUNG

    
Penyakit jantung koroner terjadi karena adanya blokade atau penyumbatan aliran darah menuju jantung. Kebanyakan hal tersebut terjadi karena adanya penumpukan lemak, kolesterol, dan zat-zat kimia lainnya yang akan membentuk sumbatan di pembuluh darah yang menyuplai jantung. 

Adanya gangguan pada aliran darah ke jantung dapat melukai atau bahkan merusak bagian otot jantung. Jadi obesitas dapat menjadi salah satu faktor pemicu serangan jantung. Adapun hubungan antara obesitas dengan penyakit jantung koroner antara lain:

1. Usia 
Semakin tua usia seseorang, semakin tinggi resikonya terserang penyakit jantung koroner. Penyakit ini lebih sering dialami pria usia lebih dari 45 tahun dan wanita 55 tahun.

2. Rokok
Kandungan nikotin dan karbon monoksida dalam asap rokok dapat membebani kerja jantung, senyawa tersebut meningkatkan resiko terjadinya aterosklerosis.

3. Diabetes
Menyebabkan dinding pembuluh darah menebal dan menghambat aliran darah.

4. Trombosis
Bekuan darah yang dapat terbentuk di pembuluh darah vena atau arteri.

5. Preeklamsia
Komplikasi yang terjadi dalam masa kehamilan, ditandai dengan hipertensi dan kadar protein tinggi dalam urin (Proteinuria).

6. Kardiomiopati
Penyakit akibat kelainan pada otot jantung yang berkaitan dengan kelainan genetik atau penyakit hipertensi kronis yaitu tekanan darah tinggi yang sudah berlangsung lama.

7. Sindrom Metabolik
Sekelompok penyakit yang meningkatkan resiko penyakit jantung koroner, meliputi hipertensi, kolesterol tinggi, dan obesitas.

Post a Comment

Previous Post Next Post